Inovatif Dan Kreatif
Posted by Unknown on 16:03
Oleh: Didin Hafidhuddin
Wallahu
A'lam bi Ash-Shawab
1. Salah
satu bagian penting dari fathanah (cerdas) adalah inovatif dan kreatif,
sebagaimana ditunjukkan oleh Rasulullah
Saw., bahkan sebelum menjadi Nabi. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Siti
Khadijah R.A.
وَاللهِ مَايُخْزِيْكَ اللهُ أَبَدًا
إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُوْمَ
وَتَقْرِى الضَّيْفَ وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ.
“Demi
Allah, Allah SWT tidak akan pernah menghinakan engkau, karena engkau memiliki
perilaku-perilaku:
- Selalu bersilaturrahmi (membuat jaringan).
- Terbiasa memikul beban berat.
- Menciptakan hal-hal baru yang asalnya tidak ada (kreatif dan inovatif).
- Menghormati tamu.
- Menolong orang yang membela kebenaran.
(Ucapan ini disampaikan Siti Khadidjah R.A. kepada
Rasulullah Saw. ketika Rasul merasa khawatir sehubungan dengan peristiwa yang
menimpanya di gua hira).
2. Inovatif
dan kreatif mempunyai pengertian selalu berusaha mencari hal-hal baru yang
lebih baik dan lebih bermanfaat untuk kepentingan dan kemaslahatan umat yang
lebih luas.
Rasulullah Saw.
sangat menghargai sikap inovatif dan kreatif ini, seperti yang pernah dilakukan
oleh Salman Al-Faritsi.
وَكَانَ الَّذِيْ أَشَارَ سَلْمَان
فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ إِنَّا كُنَّا يَأْرِضُ فَارِس إِذَا حُوْصِرْنَا
خَنْدَقْنَا عَلَيْنَا وَلَمْ تَكُنْ تَعْرِفُهُ الْعَرَبُ قَبْلَ ذلِكَ. {مختصر
سيرة الرّسول للإمام محمد بن عبد الوهّاب}.
“Dan adalah sahabat Salman yang
mengusulkan, beliau berkata: “Ya Rasulullah, Sesunggunya kami di negeri Faris,
jika kami dikepung oleh musuh, kami membuat parit yang belum dikenal oleh kaum
Arab sebelumnya”.(Kitab
Mukhtashar Sirah Rasul, Karya Imam Muhammad bin Abdul Wahhab).
Demikian pula kisah-kisah Qur’ani mengisyaratkan
penghargaan pada sikap kreatif – inovatif, seperti dijelaskan dalam QS. An-Nahl
ayat 20-22.
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَالِيَ
لآأَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِيْنَ (20) لأُعَذِّبَنَّهُ
عَذَابًا شَدِيْدًا أَوْلأَذْبَحَنَّهُ أَوْلَيَأْتِيَنِّيْ بِسُلْطَانٍ مُّبِيْنٍ
(21) فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ أَحَطْتُّ بِمَالَمْ تُحِطْ بِهِ
وَجِئْـتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِيْنٍ (22). {النّمْل : 21-22}.
“Dan dia
memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud,
apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengadzabnya
dengan adzab yang keras, kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan
alas an yang terang. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia
berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan
kubawa kepadamu dari negeri saba’ suatu berita penting yang diyakini”. (QS. An-Naml : 20-22).
v
Kisah
burung Hudhud adalah gambaran inovasi seorang prajurit dalam mencari
sumber-sumber informasi yang sangat berguna bagi pimpinannya. Informasi awal
itulah yang mempertemukan nabi Sulaiman dengan ratu Balqis dan berujung dengan
tunduknya kerajaan Balqis kedalam kerajaan Nabi Sulaiman a.s.
v
Sedangkan
riwayat itu menggambarkan bagaimana Rasulullah Saw. menerima usulan Salman
Al-Farisi untuk menggali parit di sekeliling Madinah untuk menghadapi serbuan
pasukan koalisi Quraisy dalam perang Khandaq. Parit itu – dengan izin Allah SWT
– telah menyelamatkan kaum muslimin dan benar-benar di luar pasukan Quraisy.
3. Dalam
bidang mu’amalah, seperti kegiatan ekonomi dan institusinya (misalnya, Lembaga
Keuangan Syari’ah) pintu inovasi dibuka seluas-luasnya, dengan syarat
tidak melanggar hal-hal yang bersifat prinsip, seperti riba, gharar,
mempermainkan, maisir, dan berlaku dzalim.
Hanya saja untuk melakukan
hal tersebut, diperlukan kemauan dan kesungguhan Belajar Pengetahuan Islam
Pengetahuan
bidangnya
Berfikir
Merubah
& memperbaiki diri
Bekerja
dalam Team-Work (berjamaah).
Categories: Artikel