PEMIKIRAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Posted by Unknown on 21:58
Oleh: Mohammad Taufiq Azis, S.Pd
I.
PENDAHULUAN
Anak merupakan anugerah dan karunia dari Allah swt yang diamanahkan kepada orang tua. Kehadiran mereka bagaikan air yang dirindukan musafir yang kehausan di padang pasir yang tandus. Kehadirannya senantiasa dirindukan oleh pasangan hidup yang telah mendambakan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun pada masa penantiannya. Anak akan selalu membawa arti
Anak merupakan anugerah dan karunia dari Allah swt yang diamanahkan kepada orang tua. Kehadiran mereka bagaikan air yang dirindukan musafir yang kehausan di padang pasir yang tandus. Kehadirannya senantiasa dirindukan oleh pasangan hidup yang telah mendambakan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun pada masa penantiannya. Anak akan selalu membawa arti
dan warna tersendiri bagi kehidupan berkeluarga dan juga
kehidupan di masa mendatang bahkan di kehidupan akhirat. Rasulullah saw
bersabda yang intinya bahwa anak yang sholeh adalah salah satu harapan yang diharapkan para orang
tuanya untuk dapat mendoakannya dan mengirimkan pahala kepadanya.
Sebagai orang tua, maka hal yang wajib
dalam menjaga amanah berharga dari Allah swt yaitu dengan selalu
bersungguh-sungguh dalam mendidik anak dan mengusahakan agar mereka selalu
diberkahi Allah SWT. Walupun terasa berat tugas yang diemban, orang tua tetap
tidak boleh lalai apalagi menyia-nyiakan kepercayaan ini. Sebaliknya, orang tua
harus merasa senang dan ikhlas dengan kemuliaan amanah yang mereka perankan, yaitu
sebagai peletak batu pondasi pertama bagi pendidikan anak sekaligus penentu
arah kehidupan mereka[1].
Sekali lagi, karena tidak semua orang tua mendapat peran ini, maka bersyukurlah
dan maksimalkanlah anugerah anak yang kita punya untuk meraih Ridha Allah SWT atas
keberkahan hidup kita dan anak-anak kita kelak.
Berkaitan dengan tanggung jawab orang tua
sebagai pelaku pendidik utama dalam pendidikan, maka masyarakat dan negara
berusaha memberikan fasilitas dan bantuannya kepada para keluarga dalam Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Dalam konstitusi negara Indonesia, PAUD telah memilki
legalitas hukum yang tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003,
“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
(Pasal 1,Ayat 14)[2].
“Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak-Kanak (TK),Raudathul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat”. (Pasal 28,
Ayat 3)
Pendidikan Islam sebagai sarana umat Islam
dalam mencetak generasi penerus yang mampu memaksimalkan potensi jasmani dan ruhani
dan siap menjadi khalifah di bumi memiliki perhatian yang lebih kepada
Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan Islam memandang bahwa pendidikan Anak
Usia Dini merupakan pijakan pertama dalam menamkan nilai-nilai dasar keislaman.
Anak yang lahir ke dunia akan terbentuk dari pendidikan pertama yang mereka
dapatkan. Rasulullah saw bersabda: “Setiap
bayi yang lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam) maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.(HR.
Bukhari).
Rasulullah saw juga sebagai filosof
pertama dalam Pendidikan Anak Usia Dini, hal ini didasarkan dalam Sabda Beliau:
“Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai
ke liang lahat”. Sabda ini memberikan petunjuk yang tegas tentang
pelaksanan pendidikan usia dini. Sabda ini menekankan bahwa pendidikan
merupakan proses yang kontinuitas mulai anak dalam gendongan orang tua sampai
manusia meninggal dunia. Sabda ini juga menekankan pentingnya menunut ilmu
(penanaman ilmu) dimulai dari anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini adalah
pendidikan terpenting karena usia dini adalah merupakan masa yang menentukan
dalam pengembangan agama, akhlak dan keilmuan seorang anak. Karena menurut
penelitan para pakar bahwa pada usia dini adalah usia yang sangat peka dan kuat
dalam menerima informasi dan pesan dari lingkungan atau yang biasa disebut
sebagai masa keemasan (golden age).
Pentingnya pendidikan pada usia dini memerlukan pendekatan yang relevan dengan
kondisi anak mulai dari aspek umur, pola pikir anak, lingkunagan, media dan
saran. Maka dari itu startegi yang berkaitan dengan penyelenggaran Pendidikan
Anak Usia Dini harus dirancang dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan
pendidikan yaitu memaksimalkan potensi anak kearah maksimal dengan didasarai
nilai-nilai agama.
II.
PEMBAHASAN
A.
Definisi dan pandangan Pendidikan Anak Usia Dini
secara Umum
Pandangan umum terkait dalam
pendefinisian dan konsep tentang Pendidikan Anak Usia Dini perlu diungkapakan.
Pembahasan ini bertujuan agar khazanah keilmuan yang diperoleh lebih luas dan
menyeluruh. Adapun ada sedikit ketidakhubungan dalam tema pembahasan dalam
makalah yang memfokuskan PAUD dalam pendidikan Islam, pembahsan ini dimaksudkan
untuk melihat titik beda atau beberapa kesamaan yang sifatnya tidak fundamental
antara pandangan pendidikan Islam dengan pendidikan pada umumnya. Sehingga
sikap skiptis dan menutup diri dari pandangan diluar Islam tidak terlalu
dilebih-lebihkan karena sejatinya ilmu dah hikmah dari Allah SWT berada
diseluruh penjuru alam semesta, baik dari lingkungan alam ataupun tataran
budaya dan sosial masyarakat. Kebaikan ilmu dan manfaat ilmu sesungguhnya
adalah ilmu dari Allah SWT.
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami,
Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka.(QS. Ali Imran: 190-191).
Berikutnya kita masuk dalam pembahasan
tentang PAUD secara umum yang berlaku di Indonesia, sumber ini kami peroleh
dari presentasi dari Ocih Setiasih dalam slide seminar konsep dasar pendidikan
Anak Usia Dini di fakultas Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia[3].
Dalam pembahasannya hakekat dari PAUD adalah pendidikan yang diselenggerakan
dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Guru sebagai pemeran utama pendidikan harus memilki rasa cinta untuk memberikan
yang terbaik bagi muridnya, dengan menjadikan metode contoh, teladan atau uswah
dalam mendidik anak usia dini yang masih sangat perlu pendekatan visualisasi
dalam transfer informasi dan nilai. Guru juga harus memilki aura pribadi yaitu
integritas karakteristik dan kemampuan pribadiyang dipadu oleh
nilai-nilai(agama, sosial, budaya) yang menjadi prinsip dari seorang guru. Berdasarkan
kurikulum KBK bahwa PAUD adalah pemberian upaya untuk menstimulus, membimbing,
mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan
dan ketrampilan pada anak.[4]
Froebel dalam pandangannya tentang PAUD
bahwa anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. Sifat yang buruk
timbul karena kurangnya pendidikan atau pengetian yang dimilki oleh anak
tersebut. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan
individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang cukup besar untuk
pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Apabila anak mendapatkan
pengasuhan yang tepat, maka sepertri halnya tanaman muda akan berkembang secara
wajar mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan taman kanak-kanak harus mengikuti
sifat dan karakteristik anak. Bermain dipandang sebagai metode yang tepat untuk
membelajarkan anak, serta merupakan cara anak dalam meniru kehidupan orang
dewasa di sekelilingnya secara wajar.[5]
Pakar dalam negeri, Ki Hajar Dewantara
berpendapat bahwa anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan masing-masing
serta kemerdekaan untuk berbuat sertamengatur dirinya sendiri. Akan tetapi
kemerdekaan itu juga sangat relatif karena dibatasi oleh hak-hak yang patut
dimiliki oleh orang lain. Pamong hanya boleh memberikan bantuan apabila anak
menghadapi hambatan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan.Pengajaran
harus memberi pengetahuan yang berfaedah lahir dan batin, serta dapat
memerdekakan diri. Anak sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang,
sehingga pemberian kesempatan yang luas bagi anak untuk mencari dan menemukanpengetahuan,
secara tidak langsung akan memberikan peluang agar potensi yang dimiliki anak
dapat berkembang secara optimal.[6]
Dari kedua pendapat yang mewakili PAUD
dari luar dan dalam negeri dapat disimpulkan bahwa konsep dan definisi PAUD secara umum adalah usaha dalam mendidik
peserta didik yang memiliki dasar potensi yang baik dan khas dengan metode
pendidikan yang sesuai dengan potensi, sifat, minat dan karakteristik anak usia
dini yang bertujuan mengoptimalkan potensi secara alami melalui bimbingan guru
sebagai penstimulus, pembimbing, pengasuh, dan pemberi kegiatan pembelajaran
yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada anak.
B.
Konsep dan Definisi PAUD dalam Pendidikan Islam
Sebelum masuk ke ranah pendidikan Islam,
maka akan disajikan data pendukung dari dasar yuridis Pendidikan Anak Usia Dini
dalam perundangan dan peraturan Departemen Pendidikan nasional. Secara umum
tujuan pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi berkembangnya
potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri,
percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Sedangkan Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap. (Puskur, Depdiknas: 2007)[7].
Kesesuain PAUD dalam pendidikan Islam
dengan peraturan pemerintah secara
khusus adalah memberikan fasilitas lebih dalam pengembangan anak agar
berkembang potensinya untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kepada
Allah swt (Tuhan Yang Maha esa), berkhlak mulia (akhlakul karimah), dan
berilmu. Pendidikan Islam memberikan porsi lebih berkaitan dengan pembentukan dan
penanaman dasar akidah anak, sehingga nilai dasar yang harus ditanamkan pada
anak terkait pada akidah dasar seperti mengenal Tuhannya yaitu Allah swt,
mengenal rasulnya yaitu Muhammad saw,
Rukun Iman, Rukun Islam, dan pembiasaan ibadah dan doa yang sederhana yang
kesemuanya harus disesuaikan dengan daya tangkap anak tanpa ada pemaksaan.
Pernyataan dan konsep yang senada dijelaskan oleh Asy Syaikh Fuhaim Mustafa,
bahwa Manhaj Pendidikan Anak Muslim harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang
paling penting di dalam Islam:Pertama,Menentapkan akidah tauhid sebagai
pandangan manusia yang paling tinggi terhadap Allah swt, sifat-sifatNya dan
asmaNya.Kedua,Memperhatikan nilai-nilai Islam dan mendidik anak-anak
dengan perilaku-perilaku dan akhlak yang mulia, seiring dengan pengetahuannya
terhadap rukun-rukun iman dan Islam, dan seiring dengan pengkajiannya terhadap
ilmu-ilmu Al Qur’an, hadits-hadits Nabi dan sejaran kenabian yang suci.[8]
Penanaman nilai-nilai akhlak dalam
Pendidikan anak Usia Dini merupakan hal yang urgen selain penanaman nilai-nilai
dasar keislaman yang telah dijelaskan sebelumnya. Penanaman akhlak yang benar
pada anak usia dini akan menghasilkan sikap dan karakter yang kuat pada masa
anak yang akan datang. Ali Bin Abi Thalib r.a berkata:” Bersegeralah mengajarkan anakmu sopan santun saat ia masih kecil agar
kedua orang tuanya berbinar saat ia dewasa”. Islam sebagai agama yang
diridhoi Allah swt salah satu gunanya untuk menyempurnakan akhlak para
pemeluknya sehingga menjadi manusia yang berakhlakul karimah. Maka tepatlah
kiranya bila dalam konsep PAUD dalam pendidikan Islam, penanaman akhlakul
karimah sejak dini adalah hal yang fundamental. Rasulullah bersabda dalam
haditsnya:”Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. (H.R Ahmad dan selainnya). Dalam
interaksinya dengan manusia dan lingkungan, sejak usia dini anak harus
ditanamkan, diajari dan dibiasakan akhlak-akhlak yang baik contohnya
membiasakan basmalah di setiap kegiatan, berempati pada orang lain, bersikap
dermawan, salam terhadap sesama, cium tangan
kepada orang tua dan guru, sayang menyayangi antar sesama dan tidak merusak dan menyakiti tumbuhan dan
hewan disekitarnya.Rasulullah saw bersabda:” Berinteraksilah dengan manusia
dengan akhlak yang baik”. (HR. Bukhari).
Sungguh, bila akhlakul karimah ini
dibiasakan sejak dini akan terbentukalah pondasi yang kokoh dalam jiwa anak
yang bersangkutan. Anak akan memilki imunitas dari dari dalam untuk menangkal
setaip kemaksiatan sebelum bertemu dengan teman-temannya di lingkunagn luar.
Ibnu sina dalam bukunya as-siyasah berkata, “tatkala anak mulai disapih, maka ia harus mulai
dididik dan dibina akhalknya, sebelum ia dipengaruhi oleh akhlak yang buruk,
karena akhlak yang buruk sangat mudah memberi pengaruh pada anak. Dengan
demikian, jika anak mulai tampak memilki suatu akhlak yang buruk yang telah
melekat pada dirinya, maka ia sulit untuk dihilangkan.”[9]
Dari dasar konsep yang telah dijelaskan
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep dasar dari PAUD dalam pendidikan
Islam sesuai dengan konsep dasar dari PAUD pada umumnya yang sesuai dengan
konsep PAUD menurut sistem pendidikan nasional. Adapun keunggulannya yaitu
adanya penekanan penanaman konsep dasar dari nilai-nilai Islam dan pembiasaan
akhlak dan ibadah dasar dan sederhana dalam membentuk sikap dan karakter muslim
anak di masa mendatang.
Definisi PAUD dalam pendidikan Islam
hampir sama dengan definisi PAUD secara umum, adapaun kekhasan dalam
definisinya adalah penanaman nilai-nilai dasar Islam, akhlak dan ibadah yang bertujuan sebagai
pondasi pembentukan pribadi muslim. Adapun Potensi yang bersifat kognitif,
afektif dan psikomotorik dikembangkan sesuai dengan pola PAUD secara umum yang
sesuai dengan pendidikan Islam itu sendiri. Sarana prasarana, pendekatan dan
strategi pengajaran sedikit berbeda pada PAUD umum pada hal penamaan dan budaya
yang sesuai dengan karakter pendidikan Islam.
C.
Aplikasi Pendidikan Anak Usia Dini dalam pendidikan
Islam
Aplikasi PAUD dalam pendidikan Islam
adalah tata cara penerapan dan penyelenggaraan yang mempertimbangkan berbagai
macam aspek penting di dalamnya yaitu:
1. Kurikulum
PAUD
Lembaga
pendidikan yang memilki kurikulum akan lebih terogarnisir, terencana dan
terarah dalam melaksanakan progam pendidikannya. Kurikulum untuk anak usia dini
harus direncanakan untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara utuh.
Kurikulum harus dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan
perkembangan anak, memberikan kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek
perkembangan intelektual atau kognitif, emosi dan fisik anak, memberikan
dorongan, serta mengembangkan hubungan sosial yang sehat.
Kurikulum
PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang
utuh dalam kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa yang sesuai dengan
nilai-nilai keIslaman. Karena Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru
mulai mengenaldunia dan siapa yang menciptakannya. Ia belum mengetahui agama, tatakrama,
sopan-santun, aturan, norma, etika, dan berbagai haltentang dunia dan
penciptaNya. Ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar
memahami orang lain. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal
tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena
alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup
di masyarakat. Maka dari itu Kurikulmu berbasis nilai keIslaman, akhlak dan
pembiasaan ibadah adalah pilar dasar dalam
PAUD.
Interaksi
anak dengan benda dan dengan orang lain diperlukan untuk belajar agar anak mampu
mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan
saat yang amat berharga untuk menenamkan nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan,
agama, etika, moral,dan sosial yang berguna untuk kehidupannya dan strategis
bagi pengembangan suatu bangsa dan mewujudkan kejayaan Islam.
2.
Pembelajaran PAUD
Kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD
mengutamakan bermain sambil belajar danbelajar seraya bermain. Secara alamiah
bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatulebih mendalam, dan secara
spontan anak mengembangkan kemampuannya. Belajar yang paling efektif untuk
pendidikan anak usia dini adalah melalui suatu kegiatan yang kongkrit dan
pendekatan yang berorientasi bermain. Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar di
lembaga PAUD adalah bermain kreatif dan menyenangkan. Salah satu contoh
penanaman nilai-nilai dasar Islam dengan bermain adalah menempelkan nama-nama
Rukun Iman kedalam pohon keimanan, menyanyikan nama-nama Nabi dan Rasul,
mengenalkan huruf hijaiyah dengan bernyanyi dan lain sebagainya.
Anak lebih banyak belajar melalui bermain
dan melakukan eksplorasi terhadap objek-objek dan pengalamannya karena anak
dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi sosial dengan orang
dewasa pada saat mereka memahaminya dengan bahasa dan gerakan sehingga tumbuh
menuju secara kognitif menuju berpikir verbal. Pada saat belajar anak melakukan
kegiatan yang aktif membangun pengetahuan, berinteraksi dengan lingkungan atau
mempraktekkan langsung. Pengetahuan muncul bukan dari objek atau anak, akan
tetapi dari interaksi antara anak dengan objek. Dalam memperoleh pengalaman
seorang anak harus berinteraksi langsung dengan objek, lingkungan atau sumber belajar
sehingga dapat memanipulasi, menjelajah, menyelidiki, mengamati atau berbuat sesuatu
dengan objek tersebut.
Esensi bermain meliputi perasaan senang,
demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka menjadi jiwa setiap kegiatan. Pembelajaran
hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik
untuk ikut serta, dan tidak terpaksa. Guru memasukkan nilai-nilai keIslaman,
pembiasaan akhlak dan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut,
sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal.
3.
Bahan dan Perlengkapan Belajar
Karena anak usia dini belajar dalam
situasi holistik (utuh) dan terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari, guru
perlu menggunakan bahan-bahan ajar yang relevan dengan karakteristik dan
kebutuhan tersebut. Pada prinsipnya, bahan-bahan ajar yang dipandang cocok
bagai anak usia dini adalah yang sederhana, konkrit, sesuai dengan dunia kehidupan
anak, terkait dengan situasi pengalaman langsung, atraktif dan
berwarna,mengundang rasa ingin tahu anak, bermanfaat, dan terkait dengan
aktivitas-aktivitas bermainanak. Kesemuanya dipadukan dengan nilai-nila Islam
dan budaya estetika Islam.
Perlunya bahan-bahan ajar yang konkrit
dan kalau mungkin bahkan yang sebenarnyadisesuaikan dengan tahap berfikir anak
yang masih berada pada tahap operasi kongkrit. Kemampuan berfikir anak juga
masih terbatas. Karena itu penyajian bahan-bahan ajar yangnyata dan sederhana
akan sangat membantu pengembangan kemampuan berfikir anak. Dengan cara
demikian, anak diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan taraf kemampuannya.Untuk
membuat materi ajar bermakna bagi anak, topik-topik yang dipilih dan dipelajari
juga perlu didasarkan pada pengalaman-pengalaman anak yang relevan dan aktual, tetapi
bersifat menantang. Hal tersebut diperlukan untuk mengembangkan sikap positif
dan apresiasi anak terhadap aktivitas belajar.
4. Pengorganisasian
Kegiatan Kelas
Ukuran kelompok anak dan perbandingannya
dengan jumlah guru hendaknya dibatasi. Ini penting agar program pendidikan yang
disediakan bisa melayani kebutuhan-kebutuhan individual anak. Jumlah anak yang
terlalu banyak akan membuat guru tidak mampu melayani dan memperhatikannya
secara optimal.
Menurut Bredekamp, anak-anak usia 4-5
tahun dapat dikelompokkan tidak lebih dari 20 anak dengan dua orang guru.
Dengan catatan, bila anak-anak yang dilayani lebih muda, maka proporsi jumlah
guru yang diperlukan berarti lebih besar lagi.[10]Sesuai
dengan kebutuhan belajar anak, kegiatan kelas hendaknya diorganisasikan untuk
memungkinkan anak belajar secara individual, belajar dalam kelompok-kelompok kecil,
dan belajar dalam kelompok kelas secara keseluruhan. Hal ini membawa
konsekuensi terhadap pengaturan kegiatan kelas maupun terhadap penataan ruang
kelas. Artinya kedua hal tersebut harus dirancang secara selaras sehingga
memungkinkan anak untuk belajar dalam suasana yang bervarasi tersebut.
5. Seting
Lingkungan Belajar
Untuk membelajarkan anak, lingkungan
perlu ditata agar kondusif untuk belajar. Penataan lingkungan belajar dan
fasilitas belajar untuk anak usia dini amat penting untuk mengembangkan
aspek-aspek perkembangan anak. Di rumah, anak-anak memerlukan mainanyang tidak
perlu mahal tetapi baik dan aman untuk belajar anak. Di sekolah anak-anak juga perlu
mainan yang aman dan baik untuk belajar. Berbagai alat permainan dan fungsinya
bagi
PAUD perlu dipahami dan digunakan dengan
cara yang benar. Para guru perlu memahamiperanan “Area Belajar” (Learning Center dan Learning Area),
bagaimana cara menyusunnya,apa saja isinya, dan bagaimana penggunaannya. Khusus
dalam Pendidikan Islam area belajar harus berdekatan dengan masjid, atau bahkan
di dalam masjid. Hal ini sesuai dengan pendidikan Rasulullah saw dengan
menjadikan masjid sebagai pusat ilmu penegtahuan, informasi, aktivitas membaca,
dzikir, nasehat dan pengarahan.[11]Tujuan
diterapkannya pendidikan di dalam masjid salah satunya sebagai sarana agar anak
sejak dini lebih terbiasa dan mencintai masjid yang kedepannya anak secara
alami akan mendekatkan diri kepada Allah swt, menumbuhkan keimanan dan
ketakwaan serta nilai keislaman, dan menumbuhkan hubungan silaturahmi dengan
pembiasaan sholat berjamaah.[12]
Penataan kelas juga amat penting. Di TK
dan SD awal anak-anak belajar dalam kelas dan di luar kelas. Penataan kelas,
isi kelas, danungsinya sangat mempengaruhi kegiatan belajar anak.Halaman
sekolah didisain dengan baik agar berfungsi sebagai tempat bermain dan belajar
anak. Berbagai jenis alat permainan yang mengembangkan motorik kasar atau otot-ototbesar
yang diperlukan untuk membentuk fisik anak agar tumbuh dengan baik.
Alatpermainan untuk mengembangkan kemampuan dasar anak seperti kekuatan,
ketahanan,keseimbangan, kecekatan/ketangkasan, dan koordinasi sangat
diperlukan. Lingkungan belajarjuga harus memberi pengalaman belajar yang
menarik dan kaya ragam bagi anak. Mengamatiperkembangan anak ayam, kucing, atau
hewan yang lain amat menarik bagi anak. Demikianpula pengalaman menanam,
menyirami, dan memupuk tanaman. Akuarium dan terarium samamenariknya bagi anak
dengan pasel dan game. Untuk itu guru dan orangtua perlu memahamiseting
lingkungan belajar anak usia dini.
6. Penilaian
dan Evaluasi
Untuk
anak usia dini, sistem penilian yang hendaknya lebih ditekankan penggunaannya
adalah yang bersifat autentik dan natural, yang lazim dikenal dengan penilaian
portofolio. Dalam sistem penilaian ini, penilaian dilakukan dengan cara menilai
penampilan-penampilan anak yang bermakna dan karya-karya anak yang terkait
langsung dengan masalah-masalah dunia nyata. Cara penilaian demikian akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk menghasilkan pengetahuannya. Penilaian
dan Evaluasi dalam akhlak dan ibadah dilakukan dengan melihat keaktifan, ketepatan, ketanggapan
anak dalam menerima materi dan instruksi dari guru. Laporan perkembangan akhlak
disampaikan kepada orang tua dengan bentuk laporan tingkah laku dan sikap anak
dalam berinteraksi dengan guru, teman dan lingkungan. Laporan evaluasi ibadah
disampaikan dengan bentuk laporan kegiatan ibadah dengan ditentukan pada
keaktifan dan ketepatan dalam mempraktekakan ibadah sholat atau hafalan doa.
Solehuddin
(1997) mengemukakan bahwa secara umum, penilaian yang bersifat autentik memiliki
beberapa karakteristik berikut: (1) tidak disajikan dalam bentuk nilai
yangdisimbolkan dengan angka dan huruf; (2) mendorong anak untuk mengevaluasi
karyanyasendiri dan untuk menentukan pada bagian mana diperlukan adanya upaya
peningkatan; (3)kesalahan-kesalahan yang dipandang sebagai sesuatu yang wajar
dan merupakan bagian yangdiperlukan dari kegiatan belajar; (4) terutama
dilakukan melalui observasi dan pencatatan; (5)kemajuan anak dilaporkan kepada
orang tua dalam bentuk komentar-komentar yang bersifatnaratif; (6) kemajuan
dilaporkan dengan membandingkan prestasi anak sekarang dengan yangpernah
diperolehnya pada masa-masa lampau; (7) orang tua diberi informasi secara umum tentang
bagaimana keadaan anaknya bila dibanding dengan rata-rata penampilan anak
padaumumnya; (8) anak tidak “dipromosikan” dan tidak perlu dianggap mengalami
“kegagalan”;(9) tinggal kelas dihindari karena alasan dampak psikologis yang
negatif terhadap rasa hargadiri anak.[13]
D.
Studi Konsep Dan Aplikasi PAUD Pada Jaringan Sekolah
Islam Terpadu
Sekolah
Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep
pendidikan Islam berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Konsep operasional
Sekolah Islam Terpadu merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan
pengembangan nila-nilai Islam dan peradaban Islam. Dalam Aplikasinya, Sekolah
Islam Terpadu (SIT) memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu
jalinan (integratif), tanpa dikotomi dalam satu jalinan kurikulum yang
merangkum optimalisasi ranah kognitif, afektif, psikomotorik dan konatif dalam
seluruh dimensi pertumbuhan dan perkembangan manusia (holistik).
Paradigma
dan pendekatan metodologi tersebut secara sadar dilakukan sejak masa usia dini,
dimana anak berada pada masa keemasan. Pemberian stimulus dan bimbingan dapat
dilakukan secara efektif agar anak dapat mencapai tugas perkembangannya secara
optimal menuju pembangunan generasi yang kelak mampu menjalankan tugas-tugas
kepemimpinan (khilafah).[14]
Sejalan dengan amanah Allah swt dalam Al
Qur’an bahwa:
“dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar”(An
Nisa: 9).
“dan
orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”(Al
Furqon: 74)
Penyelenggaraan
PAUD sampai saat ini belum memilki standar yang dijadikan sebagai acuan minimal dalam
penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal, non formal dan/atau informal.
Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak,
maka perlu disusun standart PAUD. Standar PAUD merupakan bagian integral dari
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar
PAUD terdiri atas 4 kelompok, yaitu:pertama,Standart
tingkat Pencapaian Perkembangan. Kedua,Standart
Pendidik dan tenaga kependidikan.
Ketiga,Standar isi, proses, dan penilaian. Keempat,Standar
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.[15]
Standar
tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak
usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang
dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan
dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya dan bukan pencapaian
kecakapan akademik. Standar Pendidik (guru, guru pendamping, dan pengasuh) dan
tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yanhg dipersyaratkan.
Standar isi proses, dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian progam yang dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu sesuai
dengan kebutuhan anak. Standar sarana
dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan mengatur persyaratan fasililtas,
manajemen, dan pembiayaan agar dapat menyelenggarakan PAUD dengan baik.[16]
1.
Standar Tingkat Pencapain Perkembangan
Tingkat
pencapain perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Walau anak bersifat unik
berkaitan dengan perbedaan perkembangan dan pertumbuhan anak yang dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal, maka agar perkembangan berjalan optimal
dibutuhkan keterlibatan orang tua, dan Sekolah untuk memberikan rangsangan yang
bersifat menyeluruh dan terpadu meliputi kependidikan, pengasuhan, kesehatan,
gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.
Tingkat
pencapaian perkembangan pada standar mutu ini disusun berdasarkan kelompok usia
anak 2-6 tahun, denga pertimbangan pada sebaran penyelenggaraan PAUD di
jaringan Islam terpadu di Indonesia, banyak melayani pendidikan pada usia
tertentu.[17]
Adapaun usia anak dikelompokkan dalam 2 tahap yaitu:
a. Tahap usia 2 - < 4
tahun, terdiri atas
kelompok usia:2 - < 3 tahun dan 3
-< 4 tahun
b. Tahap usia 4 -≤ 6 tahun,
terdiri atas kelompok usia: 4 - < 5 tahun dan 5 – ≤ 6tahun.
Berkaiatan
dengan standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak akan disajikan dalam bentuk
tabel.
Tingkat
Pencapaian perkembangan Kelompok usioa 2 - < 4 tahun.
Lingkup
Perkembangan
|
Tingkat
Pencapaian Perkembangan
|
|
2 - < 3
tahun
|
3 - < 4
tahun
|
|
I. Nilai- nilai keIslaman dan moral
|
Agama:
1.
Meniru Gerakan berdoa dan sholat
2.
Mulai meniru doa pendek.
3.
Mulai memahami kapan mengucapkan salam, terima kasih, maaf dsb.
Moral:
1. Moralitas berdasarkan dorongan naluriah:
- akibat yang menyenangkan dari tingkah lakunya
cenderung akan diulangi
- Akibat yang tidak menyenangkan dari tingkah
lakunya cenderung tidak diulangi
2. Anak mengikuti begitu saja yang
diinginkan.diharapkan oleh orang dewasa.
3. mulai mengerti konsep benar atau salah
(mampu mengetahui bahwa perbuatan yang
diperbolehkan itu benar dan perbuatan yang tidak disetujui itu salah).
4. anak sudah
mau berbagi/bermain dengan teman sebayanya walaupun sifat egonya masih
ada.
5. Amnak peduli terhadap mainan yang dirusaknya
atau untuk merapikan mainannya
|
Agama:
1.
Suka bertanya tentang keberadaanNya.
2.
Pemahaman tentang hal-hal yang ghaib dipengaruhi oleh daya fantasi dan
emosinya.
3.
Menyenangi cerita-cerita dongeng.
4.
Senang meniru kegiatan ibadah darinorang dewasa atau orang lain
5.
Bersifat egosentris, misalnya doa adalah cara untuk mencapai kehendak
6.
Mulai memahami arti kasihan dan sayang kepada ciptaan Allah swt.
Moral:
1. Mulai memahami pengertian perilaku yang
berlawanan meskipun belum selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku
2. Baik Buruk, benar salah, sopan –tidak sopan.
3. mampu meminta izin untuk memakai milik orang
lain.
4. Anak mulai mengerti akan hukuma terhadap
dirinya.
5. Mengenal sopan santun seperti berterima kasih,
mencium tangan, dll.
|
II. Motorik
A.
Motorik Halus
|
1.
Berjalan sambil jinjit
2.
Melompat ke depan dan ke belakang dengan
dua kaki.
3.
Melempar dan menangkap bola.
4.
Menari mengikuti irama.
5.
Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan berpegangan.
|
1.
Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola).
2.
Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan kaki
bergantian.
3.
Meniti di atas papan yang cukup lebar.
4.
Melompat turun dari ketinggian 20 cm (di bawah tinggi lutut anak).
5.
Meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci
melompat dll.
|
B. Motorik Kasar
|
1.
Meremas kertas atau kain dengan lima jari.
2.
Melipat kertas meskipun belum rapi.
3.
Menggunting kertas tanpa pola.
4.
koordinasi jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat
gigi, sendok.
|
1.
Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung (manguk,
ember).
2.
memasukkan benda kecil ke dalam botol (potongan lidi, kerikil dan
biji-bijian).
3.
Meronce manik-manik yang tidak terlalu kecil denagn benag yang agak kaku.
4.
Menggunting kertas mengikuti pola baris lurus.
|
III. Kognitif
A.
Mengenal pengetahuan umum
|
1.
Menyebut bagian-bagian suatu gambar seperti gambar wajah orang, mobil,
binatang dsb.
2.
Mengenal bagian-bagian tubuh (lima bagian)
|
1.
Menemukan/mengenali bagian yang hilang dari suatu pola gambar seperti pada
gambar wajah orang, mobil dsb.
2.
Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula, atau cabai).
3.
memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama seperti membedakan
antara buah rambutan dan pisang, perbedaan antara ayam dan kucing
|
B.
Mengenal konsep ukuran, bentuk dan pola
|
1.
Memahami konsep ukuran (besar-kecil, panjang-pendek)
2.
Mengenal tiga macam bentuk.
3.
Mulai mengenal pola
|
1.
Menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil-paling besar)
2.
Mulai mengikuti pola tepuk tangan
3.
Mengenal konsep banyak dan sedikit.
|
IV. Bahasa
A. Memahami Bahasa
|
1.
hafal beberapa lagu sederhana
2.
Memahami cerita /dongeng sederhana.
3.
memahami perintah sederhana seperti letakkan mainan di atas meja, ambil
mainan dari dalam kotak.
|
1.
Pura-pura membaca buku bergambar dalam buku dengan kata-kata sendiri
2.
Mulai memahami dua perintah yang diberikan bersamaan, contoh: ambil mainan di
atas meja lalu berikan kepada ibu pengasuk atau pendidik.
|
B.
Mengungkapkan Bahasa
|
1.
Menggunakan kata tanya dengan tepat (apa, siapa, bagaimana, mengapa, dimana).
|
1.
Mulai menyatakan keinginan dengan mengucapkan kalimat sederhana (saya ingin
main bola)
2.
Mulai menceritakan pengalaman yang dialami dengan cerita sederhana.
|
V. Sosial – Emosional
- Mampu
mengendalikan emosi
|
1.
Mulai bisa mengungkapkan ketika ingin buang air kecil dan buang air besar
2.
Mulai memahami hak orang lain (harus antri menunggu giliran).
3.
Mulai menunjukkan sikap berbagi, membantu bekerja bersama.
4.
Menyatakan perasaan terhadap anak lain (suka dengan teman karena baik hati,
tidak suka karena nakal dsb.)
5.
Berbagi peran dalam suatu permainan (menjadi dokter, perawat, pasien, penjaga
toko atau pembeli).
|
1.
Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan.
2.
Bersabar menunggu giliran
3.
Mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok.
4.
Mulai menghargai orang lain.
5.
Bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tida benar(marah apabila diganggu
atau diperlakukan berbeda)
6.
Mulai menunjukkan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan.
|
Tingkat
Pencapaian perkembangan kelompok usia 4 -≤ 6 tahun
Lingkup
Perkembangan
|
Tingkat
Pencapaian Perkembangan
|
|
4 - < 5
tahun
|
5 - ≤
6 tahun
|
|
I.
Nilai-nilai agama dan moral
|
1.
Mengenal keberadaan Allah melalui sifat dan ciptaanNya.
2.
Meniru gerakan ibadah
3.
Mengucapkan do’a sebelum dan/atau sesudah makan.
4.
Mengenal perilaku baik/ sopan dan buruk.
5.
Membiasakan diri berperilaku baik
6.
Megucapkan salam dan membalas salam
|
1.
Mengenal keberadaan Allah melalui sifat dan ciptaanNya.
2.
Mengenal Islam
3.
Membiasakan diri beribadah.
4.
Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb.)
5.
Membedakan perilaku baik dan buruk.
6.
Mengenal ritual dan hari besar agama.
7.
Menghormati agama orang lain.
|
II. Fisik
A. Motorik Kasar
|
1.
Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angina, pesawat terbang dll.
2.
Melakukan gerakan menggantung (bergelayut).
3.
Melakukan melompat, meloncat,dan berlari secara terkoordinasi.
4.
Melempar sesuatu secara terarah
5.
Menangkap sesuatu secara tepat.
6.
Melakukan gerakan antisipasi.
7.
Menendang sesuatu secara terarah
8.
Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.
|
1.
Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan.
2.
Melakukan koordinasi gerakan kaki –tangan- kepala dalam menirukan tarian atau
senam.
3.
Melakukan pemahaman fisik dengan aturan.
4.
Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.
5.
Melakukan gerakan kebersihan diri.
|
B.
Motorik Halus
|
1.
Membuat gerakan vertical, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan,
dan lingkaran
2.
Menjiplak bentuk
3.
Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit
4.
melakukan gerakan manipulative untuk menghasilkan suatu bentuk dengan
menggunakan berbagai media
5.
Mengekspresikan diri dengan berkarya
|
1.
Menggambar sesuai dengan gagasan
2.
Meniru bentuk
3.
Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
4.
Menggunakan alat tulis dengan benar
5.
Menggunting sesuai dengan pola.
6.
menempel gambar dengan tepat.
7.
mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail
|
C.
Kesehatan fisik
|
1.
memilki kesesuaian antara usia dengan berat badan.
2.
Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan.
3.
Memilki kesesuian antara tinggi dengan berat badan.
|
1.
memilki kesesuaian antara usia dengan berat badan.
2.
Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan.
3.
Memilki kesesuian antara tinggi dengan berat badan.
|
III. Kognitif
A. Pengetahuan umum dan sains
|
1.
Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk
menulis).
2.
Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil).
3.
Mengenal gejala sebab akibat yang terkait dengan dirinya.
4.
Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap,
terang dll).
5.
Megekspresikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri.
|
1.
Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsinya.
2.
Menunjukkan aktifitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (apa yang
terjadi ketika air ditumpahkan).
3.
Menyususn perencanaan kegiatan yang akan dilakukan.
4.
Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (angina bertiup menyebabkan daun
bergerak)
5.
Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti ayo kita bermain
pura-pura seperti burung)
6.
Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari
|
B.
Mengenal konsep ukuran, bentuk dan pola
|
1.
Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran.
2.
Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang
sejenis atau kelompok yang berpasangan 2 verbal.
3.
Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC
4.
Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna.
|
1.
Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “lebih dari”; “kurang dari” dan
“paling/ter”.
2.
Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukuran (3 variasi).
3.
Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau
kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan 2 verbal.
4.
Mengenal pola ABCD-ABCD
5.
Mengurutkan benda dari yang terkecil ke terbesar atau sebaliknya
|
C.
Konsep bilangan, lambing bilangan dan huruf.
|
1.
Mengetahui konsep banyak dan sedikit.
2.
Membilang banyak bilangan satu sampai sepuluh
3.
Mengenal konsep bilangan.
4.
Mengenal lambing bilangan
5.
Mengenal lambing huruf.
|
1.
Menyebutkan lambing bilangan 1-10
2.
Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan
3.
Mengenal berbagai macam lambing huruf vocal dan konsonan.
|
IV.
Bahasa
A. Menerima Bahasa
|
1.
Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa lainnya).
2.
Mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan.
3.
Memahami cerita yang dibacakan.
4.
Mengenal pembendaharaan kata dan mengenal kata sifat (baik hati, nakal,
dermawan dll).
|
1.
Mengerti beberapa perintah secara bersamaan.
2.
Mengulangi kalimat yang lebih kompleks
3.
Memahami aturan dalam suatu permainan.
|
B. Mengungkapkan bahasa.
|
1.
Mengulang kalimat sederhana
2.
Menjawab pertanyaan sederhana
3.
Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, berani dll).
4.
Menyebutkan kata-kata yang dikenal
5.
Mengutarakan pendapat orang lain
6.
Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidak setujuan
7.
Menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
|
1.
Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
2.
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama.
3.
Berkomunikasi secara lisan, memilki pembendaharaan kata serta mengenal
symbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung.
4.
Menyususn kalimat sederhana dalam struktur lengkap Poko kalimat-
predikat-keterangan).
5.
Memilki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain.
6.
Melanjutkan sebagian cerita dongeng yang telah diperdengarkan.
|
C.
Keaksaraan
|
1.
Mengenal symbol-simbol
2.
Mengenal suara-suara hewan/benda yang ada di sekitarnya.
3.
Membuat coretan yang bermakna
4.
Meniru huruf
|
1.
Menyebutkan symbol-simbol huruf yang dikenal
2.
Mengenal suara huruf awal dari nama-nama benda yang ada disekitarnya.
3.
Menyebutkan kelompok gambar yang memilki bunyi/huruf yang sama.
4.
Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.
5.
Membaca nama sendiri
6.
Menuliskan nama sendiri.
|
V.
Sosial Emosional
|
1.
Menunjukkan sikap mandiri dan memilih kegiatan.
2.
Mau berbagi, menolong dan membantu teman.
3.
Menunjukkan antusiasisme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif
4.
Mengendalikan perasaan
5.
Mentaati aturan yang berlaku dalam permainan
6.
Menunjukkan rasa percaya diri.
7.
Menjaga diri sendiri dan lingkungan.
8.
Menghargai orang lain.
|
1.
Bersifat kooperatif dengan teman.
2.
Menunjukkan sikap toleran.
3.
Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senag-sedih dll).
4.
Mengenal tata karma dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya
setempat.
5.
Memahami peraturan dan disiplin
6.
Menunjukkan rasa empati.
7.
Memilki sikap gigih dan tidak menyerah.
8.
Bangga terhadap hasil karya sendiri.
9.
Menghargai keunggulan orang lain
|
Unsur Tambahan dari Tim penyusun Divisi
PAUD Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) :
a.
Pengenalan membaca Al-Qur’an
Umur 2-3 tahun
|
Umur 3-4 tahun
|
Umur 4-5 tahun
|
Umur 5-6 tahun
|
Lagu
Hijaiyah
|
Mengenal
Huruf Hijaiyah
|
Membaca
2 huruf fatihah
|
Membaca
3 huruf fatihah dan kasroh
|
b.
Pengenalan Do’a keseharian dan Pilihan
Umur 2-3 tahun
|
Umur 3-4 tahun
|
Umur 4-5 tahun
|
Umur 5-6 tahun
|
Mulai
meniru minimal 3 do’a keseharian
|
Meniru
minimal 6 doa keseharian
|
Mulai
mengucapkan doa keseharian dan pilihan
|
Mengucapkan
doa keseharian dan pilihan
|
Meliputi doa:
Mau
makan
Mau
tidur
Masuk
kamar mandi
|
Meliputi doa:
Mau
makan
Sesudah
makan
Mau
tidur
Bangun
tidur
Masuk
kamar mandi
Keluar
kamar mandi
Do’a Pilihan:
Doa
untuk kedua orang tua
|
Meliputi doa keseharian:
Doa
sebelum belajar
Pembuka
hati
Naik
kendaraan
Masuk
rumah
Keluar
rumah
Kebaikan
dunia akhirat
Doa Pilihan:
Turun
Hujan
Berceramah
Berpakaian
Melepas
pakaian
Mendengar
petir
Hujan
Reda
Masuk
Masjid
Keluar
masjid
Menjenguk
orang sakit
Bersin
Mohon
kesehatan
|
Meliputi doa keseharian:
Doa
sebelum belajar
Pembuka
hati
Naik
kendaraan
Masuk
rumah
Keluar
rumah
Kebaikan
dunia akhirat
Doa
Pilihan:
Menghafal
Al qur’an
Mohon
kemudahan
Keberkahan
rizki
Melihat
keindahan alam
Sujud
Tilawah
Menjadi
anak sholeh
Perlindungan
dari makhluk
Tarbiyah
|
c.
Pengenalan hadits pilihan
Umur 2-3 tahun
|
Umur 3-4 tahun
|
Umur 4-5 tahun
|
Umur 5-6 tahun
|
Mengenal
dua hadits
|
Mengenal
6 hadits
|
Mengenal
6 hadits
|
|
Kasih
sayang
Kata-kata
yang bijak
|
Larangan
marah
Kebersihan
Anjuran
minum sambil duduk
Adab
makan
Adab
masuk rumah
|
Adab
menjaga lisan
Adab
menyayangi binatang
Anjuran
berinfak
Menyayangi
sesame makhluk
Muslim
yang kuat
Adab
naik kendaraan.
|
d.
Pengenalan surat-surat dalam juz 30
Umur 2-3 tahun
|
Umur 3-4 tahun
|
Umur 4-5 tahun
|
Umur 5-6 tahun
|
Mulai
mendengar
|
Mulai meniru
|
Mulai
mengucapkan
|
Mengucapkan
|
Al
Fatihah
|
Al
Fatihah
|
Al
lahab
|
Quraisy
|
An
Naas
|
An
Nashr
|
Al
fiil
|
|
Al
Ikhlas
|
Al
kafirun
|
Al
Humazah
|
|
Al
Falaq
|
Al
Kautsar
|
At
Takatsur
|
|
Al
Maun
|
Al
Qoriah
|
||
Al
Adiyat
|
|||
Al
Zalzalah
|
e.
Pengenalan Ibadah: Rukun Islam.
Umur 2-3 tahun
|
Umur 3-4 tahun
|
Umur 4-5 tahun
|
Umur 5-6 tahun
|
Mulai
meniru gerakan wudhu
|
Meniru
Gerakan wudhu
|
Praktek
gerakan wudhu
|
Praktek
gerakan wudhu
|
Mulai
meniru gerakan sholat
|
Meniru
gerakan sholat
|
Praktek
gerakan sholat dan bacaannya:
Takbir
Rukuk
Sujud
Duduk
diantara 2 sujud
|
Prakterk Gerakan sholat dan bacaannya:
Iftitah
Tasyahud
|
Berlatih
Shoum di sekolah
|
Berlatih
Shoum di sekolah
|
Berlatih
Shoum di sekolah
|
f.
Pengenalan shirah dan kisah
Umur 2-3 tahun
|
Umur 3-4 tahun
|
Umur 4-5 tahun
|
Umur 5-6 tahun
|
Mengenal
|
Mengenal
|
Mengenal
dan memahami
|
Mengenal
dan memahami
|
Nama
Nabi Muhammad saw
|
Nama
Keluarga Nabi Muhammad saw
|
Kelahiran
Nabi dan
Sifat
Utama Nabi
|
4
sahabat Nabi
|
Kisah:
disesuaikan dengan tema
|
g.
Pengenalan akidah: Rukun Iman
Umur 2-3 tahun
|
Umur 3-4 tahun
|
Umur 4-5 tahun
|
Umur 5-6 tahun
|
|
Syahadat
|
Mengenalkan
kalimat syahadat dan artinya
|
|||
Mengenal
Allah swt
|
Mengenal
nama Allah
|
Mengenal
Allah swt melalui sifat dan ciptaanNya
|
||
Maha
Pengasih
Maha
Pencipta
|
Maha
Mendengar
Maha
Melihat
|
Maha
Pemberi Rizki
Maha
Penyayang
|
||
Mengenal
Malaikat
|
Mengenal
nama Malaikat: Jibril dan Mikail
|
Mengenal
nama Malaikat: Jibril dan Mikail
|
Tugas
Malaikat:
Pembawa
wahyu, Pencatat amal baik dan buruk dan Pembawa rizki
|
|
Mengenal
Kitab Al Qur’an
|
Mengenal
nama Al Qur’an Sebagai kitab Umat Islam
|
|||
Mengenal
ayat-ayat pilihan sesuai tema
|
||||
Mengenalkan
Surga
|
Gambaran
tentang syurga (referensi Al Qur’an)
Syurga
diperuntukkan bagi anaka yang berbuat kebaikan
|
2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik
anak usia dini adalah professional yang bertugas merencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran serta melakukan
pembimbinganan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD pada
jalur pendidikan formal terdiri atas guru dan guru pendamping, sedangkan pendidikan
nonformal terdiri atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.
Tenaga
kependidikan bertugas melakukan adsministrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidik pada lembaga
PAUD. Tenaga Kependidikan terdiri atas Pengawas/penilik, Kepala sekolah,
Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Tenaga kependidikan pada PAUD
jalur pendidikan formal terdiri atas: Pengawas, kepala TK/RA, Tenaga
administrasi, dan Petugas Kebersihan. Tenaga kependidikan PAUD pada jalur non
formal adalah penilik, pengelola, administrasi, dan Petugas Kebersihan.
a.
Standar
Pendidik
1).Kualifikasi akademik
dan Kompetensi Guru.
Kualifikasi
dan kompetensi guru didasarkan pada Peraturan menteri pendidikan Nasional RI
Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
beserta lampirannya.Bagi guru jalur pendidikan forman dan non formal yang belum
memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi disebut guru Pendamping dan
Pengasuh.
2). Kualifikasi akademik
dan kompetensi guru pendamping
Kualifikasi
akademik:Memilki ijazah D-II PGTK dari Perguruan Tinggi terakredtasi, atau
memilki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memilki
sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditasi.
b.
Kompetensi
Guru
Kompetensi/Sub
kompetensi
|
Indikator
|
1. Kompetensi Kepribadian
1.1 Bersikap dan berperilaku sesuai dengan
kebutuhan psikologi anak
|
1.1.1
Menyayangi anak secara tulus
1.1.2
Berperilaku sabar, tenag, ceria, serta penuh perhatian.
1.1.3
Memilki kepekaan, reponsif, dan humoris terhadap perilaku anak.
1.1.4
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan bijaksana.
1.1.5
Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi.
1.1.6
Berperilaku sopan santun, menghargai dan melindungi anak
|
1.2
Bersikap dan berperilaku sesuai syariat Islam
|
1.2.1
Memenuhi 10 Muwashofat
1.2.2
Menghargai peserta didik tanpa membedakan suku, budaya dan gender
1.2.3
Mengembangkan sikap anak didik untuk mencintai agama Islam dan budaya.
|
1.3
Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur (berakhlakul
karimah)
|
1.3.1
Berperilaku jujur
1.3.2
Bertanggung jawab terhadap tugas
1.3.3
Berperilaku sebagai teladan
|
2. Kompetensi Profesional
2.1 Memahami tahapan perkembangan anak
|
2.1.1
Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak 0-6 tahun
2.1.2
Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak
2.1.3
Memahami bahwa sikap anak mempunyai tingkat pencapaian perkembangan yang
berbeda.
2.1.4
Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian perkembangan
|
2.2 Memahami pertumbuhan dan perkembangan
anak
|
2.2.1
Memahami aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosi dan moral-agama.
2.2.2
Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan
di atas
2.2.3
Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak
2.2.4
Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia
2.2.5
Memahami cara memantau nutrisi kesehatan dan keselamatan anak
2.2.6
Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak
2.2.7
Mengenal keunikan anak
|
2.3
Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
|
2.3.1 Mengenal cara-cara pemberian rangsangan
dalam pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak secara umum
2.3.2
Memilki ketrampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek
perkembangan
|
2.4
Membangun kerjasama dengan orang tua dalam kependidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak
|
2.4.1
Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga dan sosial
kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan anak
2.4.2
mengkomunikasikan progam lembaga (pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
anak) kepada orang tua.
2.4.3
Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam progam di lembaga
2.4.4
Meningkatkan kesinambungan progam lembaga dengan lingkunagn keluarga
|
3. Kompetensi Pedagogis
3.1 Merencanakan kegiatan progam pendidikan,
pengasuhan dan perlindungan
|
3.1.1
Menyusun rencan kegiatan tahunan, semsteran, bulanan, mingguan dan harian
3.1.2
Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan anak
3.1.3
Merencanakan kegiatan yang disusun berdasrkan kelompok usia
|
3. 2 Melaksanakan proses pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan
|
3.2.1
Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok
usia.
3.2.2
Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai denagn karakteristik
anak.
3.2.3
Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak
3.2.4
Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatab anak dalam kegiatan
3.2.5
Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak
|
3.3 Melaksanakan penilaian terhadap proses
dn hasil pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
|
3.3.1
Memilih cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang iingin dicapai
3.3.2
Melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara yang telah ditetapkan
3.3.3
Mengolah hasil penilaian
3.3.4
Menggunakan hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan
3.3.5
mendokumentasikan hasil-hasil penilaian
|
4. Kompetensi Sosial
4.1 Beradaptasi dengan lingkungan
|
4.1.1
Menyesuaikan diri dengan teman sejawat
4.1.2
Menaati aturan lembaga
4.1.3
Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar
4.1.4
Akomodatif tehadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai budaya
dan sosial ekonomi
|
4.2 Berkomunikasi secara efektif
|
4.2.1
Berkomunikasi secara empatik denga orang tua peserta didik
4.2.2
Berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik secara fisik, verbal maupun non
verbal.
|
3. Standar Isi, Proses, dan Penilaian
Standar
isi, proses, dan penilaian meliputi struktur progam, alokasi waktu, dan
perencanaan, pelaksanaan, penilaian dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu
sesuai dengan tingkat perkembanga, bakat/minat dan kebutuhan anak. Standart
dipertimbangkan pada potensi dan kondisi setempat, sehingga dimungkinkan
terjadinya perbedaan kegiatan dean pelaksanaan pendidikan, pengasuhan dan
perlindungan di lapangan. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya keragaman
bentuk pelayanan PAUD yang menerapkan progam paruh waktu dan proga penuh waktu,
Perbedaan kelompok usia yang dilayani dan perbedaan kondisi lembaga.
1. Standar isi
a.
Struktur progam
kegiatan PAUD mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang
pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan. Lingkup
pengembangan meliputi: 1) nilai-nilai keIslaman; 2) fisik; 3) kognitif; 4)
bahasa; 5) sosial emosional; 6) Seni.
Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang
lain menggunakan pendekatan tematik.
b. Bentuk
Kegiatan Layanan. Yang terdiri dari: Kegiatan Toddler untuk
kelompok usia 2-<3 tahun, kegiatan Kelompok Bermain (KB) untuk
kelompok usia 3-<4tahun dan keguatan TK untukm kelompok usia 4-6
tahun.
c. Alokasi waktu
1)
Kelompok
usia 2-< 3tahun: Satu kali pertemuan selama 120 menit, dua kali pertemuan
per minggu, tujuh belas minggu per semester, dua semester per tahun.
2) Kelompok usia 3-< 4 tahun: Satu kali
pertemuan selama 180 menit, tiga kali pertemuan per minggu, tujuh belas minggu
per semester, dua semester per tahun.
3) Kelompok usia 4-< 6 tahun: satu kali
pertemuan selama 150 – 180 menit, lima hari per minggu, tujuh belas minggu
efektif per semester, dua semester per tahun.
1) Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang
mencangkup permulaan tahun ajaran, minggu efektif pembelajaran, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur. Kalender pendidikan disesuaikan dengan
kondisi daerah setempat.
2.
Standar Proses
a. Perencanaan:
1. Pengembangan Rencana Pembelajaran PAUD
meliputi perencanaan Semester Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana
Kegiatan Harian (RKH).
2. Prinsip-prinsip:
a) mengintegrasikan nila-nilai
keIslaman dalam seluruh proses
pembelajaran
b) Memperhatikan tingkat
perkembangan, kebutuhan, minat dan karakteristik anak.
c) Mengintegrasikan kesehatan, gizi,
pendidikan, pemgasuhan, dan perlindungan
d) Pembelajaran dilaksanakan melalui
bermain
e)
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bertahap, berkesinambungan dan bersifat
pembiasaan
f) Proses pembelajaran bersifat
aktif, kreatif, interaktif, efektif, dan menyenangkan
g) Proses pembelajaran berpusat pada
anak
3. Pengorganisasian
a) Pemilihan metode yang tepat dan
bervariasi
b) Pemilihan alat bermain dan sumber
belajar yang ada di lingkungan.
c) Pemilihn teknik dan alat
penilaian sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan:
1. Penataan lingkungan bermain:
a)
Menciptakan suasana bermain yang aman, nyaman, bersih, sehat, menarik dan
Islami
b)
Penggunaan alat edukatif yang Islami, memenuhi standar keamanan, kesehatan dan
sesuai dengan fungsi stimulasi yang telah direncanakan.
c) Memanfaatkan lingkungan.
2. Pengorganisasian Kegiatan:
a) Kegiatan dilaksanakan di dalam
ruang/kelas dan diluar ruang/kelas.
b) Kegiatan dilaksanakan dalam
suasana yang Islami dan menyenangkan
c)
Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada usia 2-<4 tahun dalam kelompok besar,
kelompok kecil, dan individu meliputi pembukaan, inti, dan penutup
d)
Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada usia 4-<6 tahun dilakukan dalam
individu, kelompok kecil, dan kelompok besar meliputi tiga kegiatan yaitu
pembukaan, inti, penutup.
e) Melibatkan orang tua/keluarga.
3. Standar Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak
yang mencangkup:
1. Teknik
Penilaian
Pengamatan, penugasan, unjuk kerja,
pencatatan anekdot, percakapan.dialog, laporan orang tua, dan dokumnetasi hasil
karya anak (portofolio) serta deskripsi
profil anak.
2. Pengamatan
Adalah cara pengumpulan
data/informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak.
Agar pengamatan lebih terarah maka diperlukan pedoman pengamatan yang
dikembangkan oleh guru dengan mengacu pada indicator yang telah ditetapkan.
3. Penugasan
Merupakan cara penilaian berupa
pembagian tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik
perorangan maupun kelompok.
4. Unjuk
Kerja
Merupakan penilaian yang menuntut
anak didik untuk melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati,
misalnya Praktek gerakan sholat.
5. Pencatatan/anekdot
Adalah catatan tentang sikap dan
perilaku anak secara khusus (peristiwa yang terjadi secara insindental/tak
terduga).
6. Percakapan/dialog
Adalah cara penilaian yang dilakukan
melalui bercakap-cakap antara anak didik dengan guru baik di dalam kelas maupun
di luar kelas.
7. Laporan orang tua
Dokumentasi hasil karya anak
(portofolio) adalah hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan dapat
berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Untuk perincian lainnya:
a. Deskripsi profil anak
b. Lingkungan
c. Proses
d. Pengelolaan hasil
e. Tindak Lanjut.
4. Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan dan Pembiayaan.
1.
Standar Sarana dan Prasarana
Adalah perlengkapan untuk mendukung
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Pengadaan
sarana dan prasarana disesuaikan dengan jumlah anak. Kondisi sosial, budaya dan
jenis layanan PAUD.
a.
Prinsip:
1) Islami, aman, nyaman, bersih dan
memenuhi kriteria kesehatan anak;
2) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak;
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya
yang ada di lingkungan sekitar.
b.
Persyaratan:
pada PAUD jalur pendidikan formal
1) Luas lahan minimal 300 m2
2) Memilki ruang anak dengan rasio 3 m2
per anak, ruang guru, ruang kepala sekolah, UKS, kamar mandi dan WC, dan ruang
lainnya yang relevan dengan kebutuhan anak
3) Memilki alat permainan yang edukatif
baik nuatan guru, anak atau pabrik
4) Memilki fasilitas permainan baik di
dalam maupun di luar yang dapat menegmbangkan berbagai konsep.
5) Memilki peralatan pendukung
keaksaraan.
2.
Standar Pengelolaan
Pengelolaan dimaksudkan untuk
menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan anak, serta kesinambungan pelaksanaan
PAUD yang mencangkup:
1. Prinsip pengelolaan; a) Progam dikelola secara partisipasi; b)
Menerapkan manajeman berbasisi sekolah yang dittunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
2. Bentuk layanan: a) kelompok Bermain; b) TK Islam/TK Islam
Terpadu/RA
3. Perencanaan pengelolaan berupa visi, misi, tujuan lembaga dan
mendapat izin sesuai jenis penyelenggaraan progam
4. Pelaksanaan Pengelolaan meliputi a) Pengelolaan administrasi
kegiatan, berupa data anak dan perkembangannya, data lembaga, administrasi
keuangan dan progam. b) Pengelolaan sumber belajar/media meliputi pengadaan,
pemanfaatan dan perawatan
5. Pengawasan dan evaluasi
3. Standar Pembiayaan
Pembiayaan meliputi jenis, sumber,
dan pemanfaatan serta pengawasan dan pertangung jawaban dalam penyelenggaraan
dan pengembangan lembaga PAUD yang dikelola secara baik dan transparan. Adapun
cakupan pembiayaan yaitu :
a. Jenis dan Pemanfaatannya: Biaya investasi, Biaya operasional, Biaya
personal
b. Sumber Pembiayaan : dapat diperoleh dari pemerintah pusat dan
daerah, yayasan, partisipasi masyarakat, atau pihak lain yang tidak mengikat.
Adapaun sekolah swasta sumber pembiayaan sebagian besar dari iuran atau biaya
sekolah peserta didik.
c. Pengawasan dan pertanggung jawaban. Disesuaikan dengan aturan yang
berlaku.
III. KESIMPULAN
Pengertian PAUD secara umum adalah usaha
dalam mendidik peserta didik yang memiliki dasar potensi yang baik dan khas
dengan metode pendidikan yang sesuai dengan potensi, sifat, minat dan
karakteristik anak usia dini yang bertujuan mengoptimalkan potensi secara alami
melalui bimbingan guru sebagai penstimulus, pembimbing, pengasuh, dan pemberi
kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada
anak. Definisi PAUD dalam pendidikan Islam hampir sama dengan definisi PAUD
secara umum, adapaun kekhasan dalam definisinya adalah penanaman nilai-nilai
dasar Islam, akhlak dan ibadah yang
bertujuan sebagai pondasi pembentukan pribadi muslim. Adapun Potensi yang
bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik dikembangkan sesuai dengan pola
PAUD secara umum yang sesuai dengan pendidikan Islam itu sendiri. Sarana
prasarana, pendekatan dan strategi pengajaran sedikit berbeda pada PAUD umum
pada hal penamaan dan budaya yang sesuai dengan karakter pendidikan Islam.
Aplikasi
PAUD secara umum mencakup: 1) Kurikulum,
2) Pembelajaran; 3) Bahan dan perlengkapan; 4) Pengorganisasian kegiatan kelas;
5) Seting lingkungan belajar; 6)
Penilain dan evalusia. Standar aplikasi PAUD terdiri atas 4 kelompok, yaitu:Standart
tingkat Pencapaian Perkembangan, Standart
Pendidik dan tenaga kependidikan,
Standar
isi, proses, dan penilaian dan Standar
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Berdasarkan studi konsep
dan aplikasi PAUD dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu memilki ciri khas dalam pengintegrasian atau keterpaduan
nilai-nilai Islam dengan nilai-nilai umum terhadap standar aplikasi PAUD.
[1]Mas Udik Abdullah, Children To Heaven (Menjadikan Anak Rindu Surga), Yogyakarta: Pro U Media, 2008 hal 9
[2] Departemen Pendidikan
Nasional, UU Sie Diknas tahun 2003, Jakarta: Depdiknas. 2003
[3]Dra. Ocih Setiasih,
M.Pd., Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini, Bandung: UPI, Slide dalam seminar di Fakultas Pendidikan.
[4]Ibid.
Departemen Pendidikan Nasional.
[8] Asy Syaikh Fuhaim
Mustafa, Manhaj Pendidikan Anak
Muslim(terjemahan), Jakarta: Penerbit Mustaqim, 2004. Hal 35
[9] Mas Udik Abdullah, Children To Heaven, hal 163.
[10]Lihat dalamSolehuddin, M,
Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah.
Bandung: Fakultas Ilmu
Pendidikan
UPI, 1997
[11] Asy Syaikh Fuhaim
Mustafa, Manhaj Pendidikan Anak
Muslim(terjemahan), Hal. 56
[13]Solehuddin, M, Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah
[14]Tim Penyusun JSIT
Indonesia, Standart Mutu Sekolah Islam Terpadu, Jakarta: JSIT Indonesia, 2010,
Hal. 635
[15] Dirjen Pendidikan Anak
Usia Dini Kementerian Pendidikan Nasional, Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kemendiknas, 2010
[16] Tim Penyusun JSIT
Indonesia, Standart Mutu Sekolah Islam Terpadu, hal. 636
Categories: Jurnal