Profil Ponpes Ulil Albaab

Posted by Unknown on 21:56


Pada 15 Juli 1987, lima tokoh ulama dan intelektual mendirikan pondok Pesantren Ulil Albaab Bogor. Mereka adalah Dr. Muhammad Natsir (Perdana  Mentri Pertam Indonesia), K.H. Soleh Iskandar (Pendiri Universitas Ibn Khaldun), K.H. TB. Hasan Bashri (Ketua MUI) Prof. AM. Saefuddin (Mantan Mentri Pertanian), dan Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin (Ketua BAZNAS). Mereka mengkonsepkan integrasi 3 pilar kebangkitan untuk melahirkan ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama yaitu kampus, pesantren, dan mesjid.
Terletak di Jl. KH. Soleh Iskandar, KM. 2 Kedung Badak Bogor, Pondok Pesantren Ulil Albaab masih berada dalam satu kawasan dengan Universitas Ibn Khaldun Bogor dan Mesjid Al-Hijri 2. Di sanalah, para kader ulama dan intelektual dibekali dengan berbagai ilmu dan pengetahuan.
Selaras dengan visi pesantren Ulil Albaab, yaitu melahirkan ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama, maka dibuatlah empat program bagi para santri. Empat program tersebut terdiri dari budaya ilmu, budaya adab, budaya dakwah, dan budaya mandiri.
Ada banyak kegitan bagi santri dalam program budaya ilmu  di antaranya ialah kajian kitab kuning (klasik), kajian kitab putih (kontemporer), perkuliahan intensif, studi banding ilmuiah, kajian Timur Tengah, workshop pemikiran Islam, seminar peradaban (baik nasional maupun internasional), diskusi ilmiah, jurnalistik, silaturahim tarbawi, English Club, Arabic Club, bimbingan belajar intensif.

Kajian kitab kuning atau disebut juga dengan kajian klasik ini mengkaji kitab-kitab ulama salaf. Bebebrapa kitab yang dikaji yaitu Riyadus sholihin, Bidayatul Mujtahid (fiqih perbandingan madzhab), Rawai’ul Bayan (tafsir ahkam), Tadzkirotus Sami’ Wal Mutakallim Fii Adabil ‘Alim Wa Muta’alim (kitab Akhlak, karya Ibnu Jama’ah), Raf’ul Malam A’n Aimmatil A’lam (tentang saqafah karya Imam Ibnu Taimiyah), At-Tibyan Fii Ulumil Qur’an, Mustholah Hadist, Tibbu Ar-Ruhanii (tentang tazkiyah An-Nafs, karya Ibnu Jauzi), Quwaid Al-Ushul Al Jaami’ah, Nubdzah fii aqidah Al-Islamiyah dan lain-lain. Para Asatidzah merupakan lulusan dari University of Madinah, International Islamic University of Islamabad, International Islamic University Malaysia, LIPIA, dan Universitas Ibn Khaldun yang bergelar Master dan Doktor.
Kajian kitab putih atau disebut dengan kajian kontemporer yaitu mengkaji kitab-kitab ulama dan intelektual jaman kekinian. Tujuan dari kajian ini yaitu membekali para santri memahami masalah-masalah kontemporer dan dapat memecahkannya. Ada dua buku yang dikaji, pertama buku  Islam Dan Sekularisme  karya Syed Naquib Al Attas. Pengkajian buku ini dimaksudkan untuk mengkonter pemikiran-pemikiran Barat (Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme, Ateisme, dll) yang bisa merusak akidah umat. Buku pertama ini dikaji bersama oleh Nirwan Syafrin, Ph.D, pemikir dan ilmuan muslim. Adapun buku kedua yaitu Kaidah-Kaidah Fiqih Keuangan dan Transaksi Bisnis karya Prof. Dr, Muhammad Tahir Mansoori, dekan Fakultas Syariah and Law, International Islamic University Islamabad, Pakistan. Kajian buku kedua ini yaitu untuk memberi pembekalan bagi para santri untuk memahami masalah ekonomi, terkhusus di Indonesia, dan untuk pengkaderan ekonom-ekonom muslim yang akan berkontribusi dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Buku kedua ini dibimbing oleh Hendri Tanjung, seorang fakar ekonomi Islam.
Kajian klasik dan kontemporer ini memiliki moto yaitu:
المحافظة على القديم الصالح، والأخذ بالجديد الأصلح
“Menjaga tradisi keilmuan ulama salaf (klasik) dan mengembangkan tradisi ulam khalafq (kontemporer)”
Para santri melaksanakan perkuliahan intensif di Universitas Ibn Khaldun Bogor. Mereka berkuliah di berbagai fakultas dan jurusan baik tingkat sarjana (S1) maupun Pasca Sarjana (S2 dan S3). Di tingkat sarjana, para santri berkuliah di jurusan komunikasi penyiaran Islam, akhwal syakhsiyah, tarbiyah, teknik mesin, teknik informatika, keguruan, ekonomi syariah, dan bahasa Inggris. Di tingkat pasca sarjana, para santri berkuliah di program megister pendidikan Islam, bidang kajian pemikiran Islam, dan megister ekonomi islam. Sedangkan di jenjang doktor, para santri mendalami program pendidikan Islam.
Ada pun studi banding yaitu dengan mengunjungi universitas, pesantren, dan tempat-tempat keilimiahan lainnya di sekitar Jawa Barat dan Jakarta. Kegiatan ini diisi dengan diskusi, dialog dan tukar pikiran untuk menambah khazanah keilmuan dan konsep-konsep baru yang mencerahkan.
Kegiatan di lingkungan kampus dan pesantren yaitu dengan melaksanakan kajian timur tengah dengan mengundang dosen atau guru-guru yang berasal dari Timur Tengah yang sedang melaksanakan tugas mengajar di Indonesia. Kegiatan workshop pemikiran Islam, seminar peradaban (baik nasional maupun internasional), dan diskusi ilmiah dilaksanakan para santri dengan bekerja sama dengan Pusat Kajian Islam Universitas Ibn Khaldun (PUSKI UIKA) yang rutin setiap bulannya. Kegiatan di pondok diisi dengan pelatihan jurnalistik, English Club, Arabic Club, bimbingan belajar intensif. Para santri juga membuat  komunitas tulis menulis dan kegiatan sosial yang dinamakan Medium intelektual(MELEK).
Salah satu program menarik  yaitu silaturahim tarbawi, yaitu kegiatan silaturahim kepada tokoh-tokoh ulama dan intelektual muslim Indonesia. Tujuannya, mempererat tali kekeluargaan, membuka wawasan keilmuan dan sebagai pembelajaran berharga dari para tokoh yang berpengalaman. Kegiatan ini bertujuan memotivasi para santri untuk meneruskan estafet perjuangan dakwah Islam di Indonesia.
Membangun tradisi adab yaitu dengan dua bentuk adab vertikal dan adab horizontal. Hablumminallah dan hablumminannas.
Adab vertikal kepada Allah yaitudengan membiasakan para santri shalat berjamaah di mesjid, tilawah Al-Qur’an jama’i setelah isya dan subuh, tahfidz Al-Qur’an,  shaum Senin Kamis, i’tikaf dan ifhtar jama’i.
Adab horizontal kepada sesama manusia dilaksanakan dengan memuliakan guru, menjadi pelopor kebaikan baik di pesanteren maupun di kampus, menjadi mahasiswa teladan, menjadi panitia kebijakan, membina ukhuwah antar santri dan mahasiswa, dan menjadi panitia Qurban Idul Adha,
Budaya dakwah ini memiliki landasan dari Al-Qur’an, surat  Ali Imran, ayat 110.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, yaitu untuk ber’amar ma’ruf dan nahi mungkar dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran : 110)
Budaya dakwah ini dilaksanakan dengan menjadi tim da’i pulau seribu, menjadi aktivis dakwah kampus yang tergabung dalam lembada dakwah kampus (LDK) Al-Intisyar UIKA, membimbing halaqah da’wiyah bagi para mahasiswa baru, menjadi penggerak di berbagai organisasi kampus, menjadi imam tarawih di mesjid-mesjid yang berada di Jabodetabek, menjadi mentor halaqah Al-Qur’an, mengambangkan dakwah melalui media baik dalam bentuk film,buletin, blog, facebook, sma dll. Dan berdakwah dengan nasyid, menyenandungkan nilai-nilai Islami sebagai alternatif dan solusi bagi lagu-lagu yang berbau kesyirikan.
Budaya mandiri yang dikembangkan di ponpes Ulil Albaab terinspirasi dari hadist Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مَنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلِّ خَيْرٌ
Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Dan disegala urusan
Para santri membuat Centra Kreativitas Mahasiswa (CKM) yaitu sebuah usaha pembuatan cinderamata berupa pin, gelas, sablon, stiker, spanduk, dan lainnya. Ada pula usaha budidaya lele oleh santri-santri sebagai konsumsi. Usaha lainnya yaitu rumah sehat herbal dengan menjual produk-produk herbal kepada mahasiswa dan masyarakat. Segala kegiatan dalam usaha mandiri ini bertujuan untuk  memabangun jiwa usaha, sehingga setelah lulus nanti para santri bisa mengembangkan  kemandirian agar kelak menjadi manusia yang mandiri dalam segala hal, sehingga tidak mudah menjual agamanya demi kepentingan dunia.
Para santri juga dibekali seni bela diri yaitu wushu dan thifan. Para pelatih adalah guru-guru Wushu dan Tifhan yang berkompeten.  Latihan dilaksanakan setiap minggu. Pembekalan ini akan memberikan manfaat bagi para santri untuk menjaga kesehatan,  meningkatkan stamina, memberikan bekal ketrampilan menjaga diri dari bahaya, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan ruhiah.

Categories: